Halaman

Jumat, 31 Mei 2013

PENGARUH KEADAAN GEOGRAFIS KABUPATEN BLITAR TERHADAP TINGKAT EKONOMI MASYARAKATNYA

PENGARUH KEADAAN GEOGRAFIS KABUPATEN BLITAR TERHADAP TINGKAT EKONOMI MASYARAKATNYA
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PENGANTAR GEOGRAFI
Yang dibina oleh Bapak Drs.DJOKO SULISTIJO, M.Si



Oleh:
ALI SUNARNO
NIM 120741404075





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

OKTOBER 2012



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kabupaten Blitar adalah salah satu wilayah kabupaten yang terletak di daerah selatan Provinsi Jawa Timur Indonesia. Kabupaten Blitar memiliki 22 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 220 desa dan 28 kelurahan dengan luas wilayah 1.588,79 km². seperti  daerah lain yang terdapat di selatan pulau jawa, wilyayah kabupaten blitar terdapat deretan pegunungan kapur khususnya di wilayah bagian selatan sehingga keadaan tanahnya kurang subur. Namun untuk blitar bagian utara kondisi geografisnya sedikit berbeda, dengan adanya Gunung Kelud tanah di daerah ini sangat subur dan ditunjang dengan perairan yang memadahi. Berrbeda lagi dengan blitar bagian barat, daerah ini ber tipologi landai dan datar. Hal ini menunjukan bahwa di Kabupaten Blitar terdapat perbedaan potensi di setiap wilayahnya yang dapat dikembangkan.
Kabupaten Blitar juga dilewati oleh sungai brantas yang membagi wilayah Blitar menjadi dua bagian yaitu Blitar utara dan selatan. Sehingga terdapat tanah hasil endapan aluvial yang subur. Selain itu, Kabupaten Blitar yang di bagian selatannya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menyebabkan Blitar memiliki derah pantai yang selain digunakan untuk objek wisata juga berpotensi sebagai tambang pasir besi.

1.2  Masalah atau Topik Bahasan
Dengan karakteristik dan keberagaman setiap wilayah di Kabupaten Blitar seperti yang tertera pada latar belakag diatas, memunculkan sebuah topik yang menarik untuk di bahas yaitu
1.      Bagaimana keadaan geografis setiap wilayah di Kabupaten Blitar
2.      Bagaimana pengaruh keadaan gegrafis yang berbeda di setiap wilayah di Kabupaten Blitar terhadap kehidupan ekonomi masyarakatnya.
1.3  Tujuan
Makalah ini kami susun untuk membahas pengaruh keadaan geografis yang berbeda di setiap wilayah di Kabupaten Blitar terhadap kehidupan ekonomi warga masyarakatnya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak Geografis Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yang secara geografis Kabupaten Blitar terletak pada 111 25’ – 112 20’ BT dan 7 57-8 9’51 LS berada di Barat daya  Ibu Kota Propinsi Jawa Timur – Surabaya dengan jarak kurang lebih 160 Km.
Kabupaten Blitar tercatat sebagai salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan yang cukup dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain, yaitu sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Malang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri sedangkan sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang. Sementara itu untuk sebelah Selatan adalah Samudera Hindia yang terkenal dengan kekayaan lautnya. Apabila diukur dari atas permukaan laut, maka Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian ± 167 meter dan luas 1.588,79 km².
Di Kabupaten Blitar terdapat Sungai Brantas yang membelah daerah ini menjadi dua yaitu kawasan Blitar Selatan yang mempunyai luas689,85 km² dan kawasan Blitar Utara, Blitar Selatan termasuk daerah yang kurang subur. Hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan yang berbatu, dimana batuan tersebut cenderung berkapur sehingga mengakubatkan tanah tandus dan susah untuk ditanami. Sebaliknya kawasan Blitar Utara termasuk daerah surplus karena tanahnya yang subur, sehingga banyak tanaman yang tumbuh dengan baik. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah di kawasan Blitar Utara adalah adanya Gunung Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran sungai yang cukup memadai. Gunung berapi dan sungai yang lebar berfungsi sebagai sarana penyebaran zat-zat hara yang terkandung dalam material hasil letusan gunung berapi.
Blitar terletak dikaki lereng gunung Kelud di Jawa Timur. Daerah Blitar selalu dilanda lahar gunung Kelud yang meledak secara berkala sejak zaman kuno sampai sekarang. Lahar mengalir kebawah melalui lembah-lembah sungai dan membeku menutup permukaan bumi.  Abu yang memancardari bawah gunung berapi akhirnya jatuh juga di permukaan bumi dan bercampur dengan tanah. Lapisan-lapisan tanah vulkanik daerah Blitar pada hakekatnya merupakan suatu kronologi tentang ledakan-ledakan gunung Kelud yang kontinu dari zaman dahulu kala. Geologis tanah daerah Blitar berupa tanah vulkanik yang mengandung abu ledakan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur bercampuran tanah liat). Warnanya kelabu kekuning-kuningan. Sifatnya masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah semacam itu disebut tanah regosol yang dapat digunakan tuntuk penanaman padi, tebu tembakau dan sayur- sayuran. Disamping sawah yang sekarang mendominasi pemandangan alam daerah sekitar Kota Blitar ditanam pula tembakau di daerah ini. Tembakau ini ditanam sejak zaman Belanda berhasil menaruh daerah ini dibawah jurisdiksinya dalam Abad XVII. Bahkan pernahmaju-mundur Blitar ditentukan oleh berhasil tidaknya produksi tembakau di daerah ini. Sungai Brantas mengalir memotong daerah Blitar dari Timur ke Barat. Disebelah Selatan sungai Brantas (daerah Blitar Selatan) kita menjumpai tanah yang lain lagi jenisnya. Tanah ini tergolong dalam apa yang disebut grumusol. Tanah grumusol merupakan batu-batuan endapan yang berkapur di daerah bukit maupun gunung. sifatnya basah.
2.2 Kondisi Iklim dan Tofografi
Lokasi Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa. Tepatnya terletak antara 111°40¹-112°10¹ Bujur Timur dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Iklim Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3 dimana rata-rata curah hujan tahunan 1.478,8 mm dengan curah hujan tertinggi 2.618,2 mm per tahun dan terendah 1.024,7 per tahun. Sedangkan suhu tertinggi 30 Celcius dan suhu terendah 18 celcius Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain mengikuti perubahan putaran dua iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Satu kenyataan yang dapat kita lihat sampai saat ini, bahwa betapapun Kabupaten Blitar sebagai daerah yang kecil dengan segala potensi alam, gografis dan iklim serta kualitas sumber daya manusia yang sedang, ternyata telah mampu tampil ke depan dalam keberhasilan pembangunan. Kemajuan demi kemajuan dan kemenangan demi kemenangan yang telah dicapai daerah ini adalah karena besarnya partisipasi, kesadaran dan pengabdian seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan jika dilihat dari letak Tofografi tinggi tempat tertinggi adalah 800 meter (dpa) dan tinggi tempat terendah adalah 40 meter (dpa)


2.3 Keadaan Ekonomi Masyarakat
Keadaan topografi yang berbeda  antara wilayah utara dan selatan seperti yan di jelaskan di atas menyebabkan perbedaan tingkat ekonomi masyarakat antara wilayah Blitar utara dengan Blitar selatan
2.3.1 Wilayah Utara
            Di wilayah bagian utara Kabupaten Blitar terkenal dengan tanah vulkaniknya yang mengandung abu ledakan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur bercampuran tanah liat). Warnanya kelabu kekuning-kuningan. Sifatnya masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah semacam itu disebut tanah regosol yang subur memiliki potensi pertanian yang bagus. Di wilayah ini juga tersedia sumber air yang memadahi untuk sektor pertanian. Untuk wilayah yang datar atau dataran rendah seperti di Kecamatan Wlingi dan Selopuro sebagian besar petanian berbentuk persawahan. Namun adapula yang memanfaatkan lahan pertanianya untuk tanaman seperti kedelai, jagung, dan berbagai macam sayuran. Untuk wilayah yang berbukit sepeti Kecamatan Doko dan Gandusari biasanya warga memanfaatkan lahan pertanianya untuk ditanami sayuran dan tembakau serta ada juga yang dimanfaatkan sebagai perkebunan teh.
            Karena tersedianya sumber air yang melimpah dan tidak mengandalkan air hujan, maka lokasi pertanian dapat berproduksi sepanjang tahun sehingga tingkat pendapatan dari sektor pertanan relatif tinggi dan tinggkat kesejahteraan juga tinggi dibanding masyararakat di wilayah selatan.
            Selain ditunjang dengan keadaan tanah yang subur dan dengan kesediaan air yang melimpah, wilayah Blitar utara memiliki daerah yang relatif datar  dan dekat dengan wilayah Kota Blitar sehingga sebagian besar pembangunan sarana dan prasarana lebih mengarah ke daerah ini. Hal ini mengakibatkan adanya pemusatan penduduk. Dengan semakin banyak penduduk maka pekerjaan juga semakin bervariatif seperti layanan penyedia jasa, membuka toko, warung makan, bekerja di sektor industri dan bekerja di instansi-instansi pemerintahan.  Sehingga pendapatan tidak hanya bergantung pada sektor pertanian saja. Dan ini sekali lagi menjadikan tingkat ekonomi masyarakatnya lebih baik di banding wilayah selatan.
2.3.2 Wilayah Selatan
Di wilayah selatan Kabupaten Blitar kondisi geografis yang sebagian besar berupa pegunungan kapur sehingga memiliki jenis tanah grumusol. Tanah grumusol merupakan batu-batuan endapan yang berkapur di daerah bukit maupun gunung yang bersifat tandus dan kurang subur sehingga  menyebabkan sektor pertanian tidak begitu baik di banding wilayah utara. Hal ini mengakibatkan sebagian besar area pertanian berupa tegal yang memanfaatkan air hujan (tadah hujan). Selain itu beberapa tumbuhan yang tidak banyak menyerap air seperti ketela, jagung dan kacang tanah dapat di tanam namun harus pada musim penghujan. Untuk wilayah yang memiliki ketersediaan air yang cukup, jenis tanah di wilayah Blitar selatan cocok ditanami berbagai macam buah seperti semangka dan melon.
Tanah di wilayah selatan yang yang berkomposisi kapur juga cocok di tanami pohon jati sehingga banyak dijumpai hutan jati untuk industri di wilayah ini. Selain itu wilayah selatan yang berbatasan langsung dengan laut menyebabkan tumbuhan kelapa cocok tumbuh dan menjadi komoditi lain di sektor perkebunan setelah tebu.
Karena sektor pertanian di wilayah selatan relatif menggantungkan ketersediaan air hujan sehingga produk pertanian tidak dapat diproduksi sepanjang tahun sehingga pendapatan mayarakat disektor pertanian lebih rendah di banding wilayah di utara. Karena begitu sulitnya kondisi pertanian di wilayah Blitar selatan, mengakibatkan banyak warganya yang lebih memilih bekerja di luar daerah atau ke kota walaupun hanya menjadi pembantu rumah tangga, buruh bangunan, penjaga rumah, sopir, satpam perkantoran, penjaga toko, buruh pabrik namun hal ini lebih menghasilkan di banding bekerja sektor pertanian di wilayahnya yang hanya mampu panen setiap setahun sekali.
Namun demikian wilayah blitar selatan memiliki potensi yang tidak terdapat di wilayah utara yaitu potensi laut dan pantai. Keberadaan laut dan pantai ini juga dapat memperbaiki keadaan ekonomi warga masyarakat. Hal yang dapat di peroleh atau dimanfaatkan dari keberadaan lau dan pantai antara lain:
1.      Adanya pekerjaan sebagai nelayan. Pekerjaan ini dapat menjadi alternatif untuk mensiasati keadaan pertanian yang kurang bagus. Selain itu dengan membuka area tambak di wilayah pesisir pantai juga mampu menambah ekonomi warga Blitar selatan.
2.      Di jadikan tempat wisata. Area wisata pantai yang terkenal yaitu pantai Serang, Tambak rejo dan Jolosotro. Dengan adanya area wisata ini penduduk sekitar dapan memanfaatkan dengan menarik tiket masuk lokasi wisata, mendirikan jasa parkir kendaraan bagi wisatawan, mendirikan toko atau warung makanan dan menjual hasil tangkapan ikan kepada wisatawan bagi nelayan.
3.      Pasir di pantai selatan mengandung banyak unsur biji besi. Hal ini menjadikan terdapatnya daerah tambang seperti di pantai Jolosutro. Ini mampu menambah penghasilan dan memperbaiki keadaan ekonomi warga masyarakat khususnya di wilayah Blitar selatan.
Selain itu di wilayah Blitar selatan juga terdapat tambang Ballclay atau lempung yang terdapat di Kecamatan Wonotirto, Wates dan Kademangan. Dan juga tambang Batu kapur yang terdapat di Kecamatan Binagun dan Kademangan. Namun keberadaan potensi yang demikian banyak belum dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga belum mampu mengangkat pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat secara signifikan. Sehingga keaadaan ekonomi masyarakat di wilayah selatan masih dibawah atau lebih rendah di banding tingkat ekonomi masyarakat di wilayah Blitar utara.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbedaan keadaan geografis di wilayah Blitar utara dan Blitar selatan mengakibatkan perbedaan tingkat ekonomi  masyarakatnya. Kedua wilayah ini memiliki beberapa potensi yang tidak dimiliki satu sama lain. Namun keadaan ekonomi masyarakat Blitar utara lebih baik di banding masyarakat Blitar selatan. Hal ini terjadi karena lokasi wilayah utara yang memiliki tanah yang subur dan dekat dengan wilayah perkotaan serta menjadi pusat pembangunan sedangkan wilayah Blitar selatan memiliki tanah yang gersang dan topologi yang berupa perbukitan.
3.2 Saran
Dengan keadaan geografis yang tidak sama antar wilayah di Blitar menyebabkan pembangunan lebih mengarah ke Blitar bagian utara yang dekat dengan wilayah perkotaan dan wilayahnya yang relatif datar. Pemerintah seharusnya juga melakukan pembangunan secara intensif di daerah pelosok, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesejahteraan dan keadaan ekonomi mereka.
Selain itu perlu adanya upaya sinergis antara pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi di wilayah seperti keberadaan berbagai macam tambang di wilayah Blitar selatan sehingga mampu meningkatkan keadaan perekonomian di wilayah ini. Dengan demikian tidak terjadi lagi kesenjangan ekonomi antar wilayah di Kabupten Blitar

DAFTAR RUJUKAN
INFO LELANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar