PENGARUH KEADAAN GEOGRAFIS KABUPATEN BLITAR TERHADAP
TINGKAT EKONOMI MASYARAKATNYA
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PENGANTAR
GEOGRAFI
Oleh:
ALI
SUNARNO
NIM 120741404075
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
OKTOBER 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kabupaten
Blitar adalah salah satu wilayah kabupaten yang terletak di daerah selatan
Provinsi Jawa Timur Indonesia. Kabupaten Blitar memiliki 22 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 220 desa
dan 28 kelurahan dengan luas wilayah 1.588,79 km².
seperti daerah lain yang terdapat di
selatan pulau jawa, wilyayah kabupaten blitar terdapat deretan pegunungan kapur
khususnya di wilayah bagian selatan sehingga keadaan tanahnya kurang subur.
Namun untuk blitar bagian utara kondisi geografisnya sedikit berbeda, dengan
adanya Gunung Kelud tanah di daerah ini sangat subur dan ditunjang dengan
perairan yang memadahi. Berrbeda lagi dengan blitar bagian barat, daerah ini
ber tipologi landai dan datar. Hal ini menunjukan bahwa di Kabupaten Blitar
terdapat perbedaan potensi di setiap wilayahnya yang dapat dikembangkan.
Kabupaten Blitar juga dilewati oleh
sungai brantas yang membagi wilayah Blitar menjadi dua bagian yaitu Blitar
utara dan selatan. Sehingga terdapat tanah hasil endapan aluvial yang subur.
Selain itu, Kabupaten Blitar yang di bagian selatannya berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia menyebabkan Blitar memiliki derah pantai yang selain
digunakan untuk objek wisata juga berpotensi sebagai tambang pasir besi.
1.2
Masalah
atau Topik Bahasan
Dengan
karakteristik dan keberagaman setiap wilayah di Kabupaten Blitar seperti yang
tertera pada latar belakag diatas, memunculkan sebuah topik yang menarik untuk
di bahas yaitu
1. Bagaimana
keadaan geografis setiap wilayah di Kabupaten Blitar
2. Bagaimana
pengaruh keadaan gegrafis yang berbeda di setiap wilayah di Kabupaten Blitar
terhadap kehidupan ekonomi masyarakatnya.
1.3
Tujuan
Makalah
ini kami susun untuk membahas pengaruh keadaan geografis yang berbeda di setiap
wilayah di Kabupaten Blitar terhadap kehidupan ekonomi warga masyarakatnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Letak Geografis
Kabupaten Blitar
Kabupaten
Blitar merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yang secara geografis
Kabupaten Blitar terletak pada 111 25’ – 112 20’ BT dan 7 57-8 9’51 LS berada
di Barat daya Ibu Kota Propinsi Jawa Timur – Surabaya dengan jarak kurang
lebih 160 Km.
Kabupaten
Blitar tercatat sebagai salah satu
kawasan yang strategis dan
mempunyai perkembangan yang cukup dinamis. Kabupaten
Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain, yaitu sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Malang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung
dan Kabupaten Kediri sedangkan sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri
dan Kabupaten Malang. Sementara itu untuk sebelah Selatan adalah Samudera Hindia yang terkenal dengan
kekayaan lautnya. Apabila diukur dari
atas permukaan laut, maka Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian ± 167 meter dan
luas 1.588,79 km².
Di Kabupaten
Blitar terdapat Sungai Brantas yang membelah daerah ini menjadi dua yaitu
kawasan Blitar Selatan yang mempunyai luas689,85 km² dan kawasan Blitar Utara,
Blitar Selatan termasuk daerah yang kurang subur. Hal ini disebabkan daerah
tersebut merupakan daerah pegunungan yang berbatu, dimana batuan tersebut
cenderung berkapur sehingga mengakubatkan tanah tandus dan susah untuk
ditanami. Sebaliknya kawasan Blitar Utara termasuk daerah surplus karena
tanahnya yang subur, sehingga banyak tanaman yang tumbuh dengan baik. Salah
satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah di kawasan Blitar
Utara adalah adanya Gunung Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran sungai
yang cukup memadai. Gunung berapi dan sungai yang lebar berfungsi sebagai
sarana penyebaran zat-zat hara yang terkandung dalam material hasil letusan
gunung berapi.
Blitar
terletak dikaki lereng gunung Kelud di Jawa Timur. Daerah Blitar selalu dilanda
lahar gunung Kelud yang meledak secara berkala sejak zaman kuno sampai
sekarang. Lahar mengalir kebawah melalui lembah-lembah sungai dan membeku
menutup permukaan bumi. Abu yang memancardari bawah gunung berapi
akhirnya jatuh juga di permukaan bumi dan bercampur dengan tanah.
Lapisan-lapisan tanah vulkanik daerah Blitar pada hakekatnya merupakan suatu
kronologi tentang ledakan-ledakan gunung Kelud yang kontinu dari zaman dahulu
kala. Geologis tanah daerah Blitar berupa tanah vulkanik yang mengandung abu
ledakan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur bercampuran tanah liat).
Warnanya kelabu kekuning-kuningan. Sifatnya masam, gembur dan peka terhadap
erosi. Tanah semacam itu disebut tanah regosol yang dapat digunakan tuntuk
penanaman padi, tebu tembakau dan sayur- sayuran. Disamping sawah yang sekarang
mendominasi pemandangan alam daerah sekitar Kota Blitar ditanam pula tembakau
di daerah ini. Tembakau ini ditanam sejak zaman Belanda berhasil menaruh daerah
ini dibawah jurisdiksinya dalam Abad XVII. Bahkan pernahmaju-mundur Blitar
ditentukan oleh berhasil tidaknya produksi tembakau di daerah ini. Sungai
Brantas mengalir memotong daerah Blitar dari Timur ke Barat. Disebelah Selatan
sungai Brantas (daerah Blitar Selatan) kita menjumpai tanah yang lain lagi
jenisnya. Tanah ini tergolong dalam apa yang disebut grumusol. Tanah grumusol
merupakan batu-batuan endapan yang berkapur di daerah bukit maupun gunung.
sifatnya basah.
2.2 Kondisi Iklim dan
Tofografi
Lokasi
Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa. Tepatnya terletak
antara 111°40¹-112°10¹ Bujur Timur dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan. Hal ini
secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Iklim Kabupaten Blitar termasuk
tipe C.3 dimana rata-rata curah hujan tahunan 1.478,8 mm dengan curah hujan
tertinggi 2.618,2 mm per tahun dan terendah 1.024,7 per tahun. Sedangkan suhu
tertinggi 30 Celcius dan suhu terendah 18 celcius Perubahan iklimnya seperti di
daerah-daerah lain mengikuti perubahan putaran dua iklim yaitu musim penghujan
dan musim kemarau. Satu kenyataan yang dapat kita lihat sampai saat ini, bahwa
betapapun Kabupaten Blitar sebagai daerah yang kecil dengan segala potensi
alam, gografis dan iklim serta kualitas sumber daya manusia yang sedang,
ternyata telah mampu tampil ke depan dalam keberhasilan pembangunan. Kemajuan
demi kemajuan dan kemenangan demi kemenangan yang telah dicapai daerah ini
adalah karena besarnya partisipasi, kesadaran dan pengabdian seluruh lapisan
masyarakat. Sedangkan jika dilihat dari letak Tofografi tinggi tempat tertinggi
adalah 800 meter (dpa) dan tinggi tempat terendah adalah 40 meter (dpa)
2.3 Keadaan Ekonomi
Masyarakat
Keadaan
topografi yang berbeda antara wilayah
utara dan selatan seperti yan di jelaskan di atas menyebabkan perbedaan tingkat
ekonomi masyarakat antara wilayah Blitar utara dengan Blitar selatan
2.3.1 Wilayah Utara
Di wilayah bagian utara Kabupaten Blitar
terkenal dengan tanah vulkaniknya yang mengandung abu ledakan gunung berapi,
pasir dan napal (batu kapur bercampuran tanah liat). Warnanya kelabu
kekuning-kuningan. Sifatnya masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah
semacam itu disebut tanah regosol yang subur memiliki potensi pertanian yang
bagus. Di wilayah ini juga tersedia sumber air yang memadahi untuk sektor
pertanian. Untuk wilayah yang datar atau dataran rendah seperti di Kecamatan
Wlingi dan Selopuro sebagian besar petanian berbentuk persawahan. Namun adapula
yang memanfaatkan lahan pertanianya untuk tanaman seperti kedelai, jagung, dan
berbagai macam sayuran. Untuk wilayah yang berbukit sepeti Kecamatan Doko dan Gandusari
biasanya warga memanfaatkan lahan pertanianya untuk ditanami sayuran dan
tembakau serta ada juga yang dimanfaatkan sebagai perkebunan teh.
Karena tersedianya sumber air yang
melimpah dan tidak mengandalkan air hujan, maka lokasi pertanian dapat
berproduksi sepanjang tahun sehingga tingkat pendapatan dari sektor pertanan
relatif tinggi dan tinggkat kesejahteraan juga tinggi dibanding masyararakat di
wilayah selatan.
Selain ditunjang dengan keadaan
tanah yang subur dan dengan kesediaan air yang melimpah, wilayah Blitar utara
memiliki daerah yang relatif datar dan
dekat dengan wilayah Kota Blitar sehingga sebagian besar pembangunan sarana dan
prasarana lebih mengarah ke daerah ini. Hal ini mengakibatkan adanya pemusatan
penduduk. Dengan semakin banyak penduduk maka pekerjaan juga semakin
bervariatif seperti layanan penyedia jasa, membuka toko, warung makan, bekerja
di sektor industri dan bekerja di instansi-instansi pemerintahan. Sehingga pendapatan tidak hanya bergantung
pada sektor pertanian saja. Dan ini sekali lagi menjadikan tingkat ekonomi
masyarakatnya lebih baik di banding wilayah selatan.
2.3.2 Wilayah Selatan
Di wilayah
selatan Kabupaten Blitar kondisi geografis yang
sebagian besar berupa pegunungan kapur sehingga memiliki jenis tanah grumusol. Tanah grumusol merupakan
batu-batuan endapan yang berkapur di daerah bukit maupun gunung yang bersifat tandus dan kurang subur sehingga menyebabkan sektor pertanian tidak begitu baik
di banding wilayah utara. Hal ini mengakibatkan sebagian besar area pertanian
berupa tegal yang memanfaatkan air hujan (tadah hujan). Selain itu beberapa tumbuhan yang tidak banyak
menyerap air seperti ketela, jagung dan kacang tanah dapat di tanam namun harus
pada musim penghujan. Untuk wilayah yang memiliki ketersediaan air yang cukup, jenis tanah di wilayah Blitar selatan cocok ditanami
berbagai macam buah seperti semangka dan melon.
Tanah
di wilayah selatan yang yang berkomposisi kapur juga cocok di tanami pohon jati
sehingga banyak dijumpai hutan jati untuk industri di wilayah ini. Selain itu
wilayah selatan yang berbatasan langsung dengan laut menyebabkan tumbuhan
kelapa cocok tumbuh dan menjadi komoditi lain di sektor perkebunan setelah
tebu.
Karena
sektor pertanian di wilayah selatan relatif menggantungkan ketersediaan air
hujan sehingga produk pertanian tidak dapat diproduksi sepanjang tahun sehingga
pendapatan mayarakat disektor pertanian lebih rendah di banding wilayah di
utara. Karena begitu sulitnya kondisi pertanian di wilayah Blitar selatan,
mengakibatkan banyak warganya yang lebih memilih bekerja di luar daerah atau ke
kota walaupun hanya menjadi pembantu rumah tangga, buruh bangunan, penjaga
rumah, sopir, satpam perkantoran, penjaga toko, buruh pabrik namun hal ini
lebih menghasilkan di banding bekerja sektor pertanian di wilayahnya yang hanya
mampu panen setiap setahun sekali.
Namun
demikian wilayah blitar selatan memiliki potensi yang tidak terdapat di wilayah
utara yaitu potensi laut dan pantai. Keberadaan laut dan pantai ini juga dapat
memperbaiki keadaan ekonomi warga masyarakat. Hal yang dapat di peroleh atau
dimanfaatkan dari keberadaan lau dan pantai antara lain:
1. Adanya
pekerjaan sebagai nelayan. Pekerjaan ini dapat menjadi alternatif untuk
mensiasati keadaan pertanian yang kurang bagus. Selain itu dengan membuka area
tambak di wilayah pesisir pantai juga mampu menambah ekonomi warga Blitar selatan.
2. Di
jadikan tempat wisata. Area wisata pantai yang terkenal yaitu pantai Serang,
Tambak rejo dan Jolosotro. Dengan adanya area wisata ini penduduk sekitar dapan
memanfaatkan dengan menarik tiket masuk lokasi wisata, mendirikan jasa parkir
kendaraan bagi wisatawan, mendirikan toko atau warung makanan dan menjual hasil
tangkapan ikan kepada wisatawan bagi nelayan.
3. Pasir
di pantai selatan mengandung banyak unsur biji besi. Hal ini menjadikan
terdapatnya daerah tambang seperti di pantai Jolosutro. Ini mampu menambah
penghasilan dan memperbaiki keadaan ekonomi warga masyarakat khususnya di
wilayah Blitar selatan.
Selain
itu di wilayah Blitar selatan juga terdapat tambang Ballclay atau lempung yang terdapat
di Kecamatan Wonotirto, Wates dan Kademangan. Dan juga tambang Batu kapur yang
terdapat di Kecamatan Binagun dan Kademangan. Namun keberadaan potensi yang
demikian banyak belum dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga belum mampu
mengangkat pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat secara signifikan. Sehingga
keaadaan ekonomi masyarakat di wilayah selatan masih dibawah atau lebih rendah
di banding tingkat ekonomi masyarakat di wilayah Blitar utara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbedaan
keadaan geografis di wilayah Blitar utara dan Blitar selatan mengakibatkan
perbedaan tingkat ekonomi masyarakatnya.
Kedua wilayah ini memiliki beberapa potensi yang tidak dimiliki satu sama lain.
Namun keadaan ekonomi masyarakat Blitar utara lebih baik di banding masyarakat
Blitar selatan. Hal ini terjadi karena lokasi wilayah utara yang memiliki tanah
yang subur dan dekat dengan wilayah perkotaan serta menjadi pusat pembangunan sedangkan
wilayah Blitar selatan memiliki tanah yang gersang dan topologi yang berupa
perbukitan.
3.2 Saran
Dengan
keadaan geografis yang tidak sama antar wilayah di Blitar menyebabkan
pembangunan lebih mengarah ke Blitar bagian utara yang dekat dengan wilayah
perkotaan dan wilayahnya yang relatif datar. Pemerintah seharusnya juga
melakukan pembangunan secara intensif di daerah pelosok, sehingga secara tidak
langsung dapat mempengaruhi kesejahteraan dan keadaan ekonomi mereka.
Selain
itu perlu adanya upaya sinergis antara pemerintah dan masyarakat dalam
mengembangkan berbagai potensi di wilayah seperti keberadaan berbagai macam
tambang di wilayah Blitar selatan sehingga mampu meningkatkan keadaan
perekonomian di wilayah ini. Dengan demikian tidak terjadi lagi kesenjangan
ekonomi antar wilayah di Kabupten Blitar
DAFTAR RUJUKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar