Halaman

Jumat, 31 Mei 2013

PRAMUKA DIPANDANG DARI SEGI SOSIOLOGI

Nama               : Ali Sunarno
NIM                : 120741404075
Offering          : A
Prodi               S1 Pendidikan IPS
PRAMUKA
                               I.            KONSEP PRAMUKA
Gerakan Pramuka  adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.
Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.[1] Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. [2]
Tujuan Kepramukaan
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agara mereka bias:
  • Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
  • Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
  • Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
  • Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
  • Peduli terhadap dirinya pribadi
  • Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
  • Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
  • Belajar sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur
  • Sistem berkelompok
  • Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
  • Kegiatan di alam terbuka
  • Sistem tanda kecakapan
  • Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
  • Kiasan Dasar
                            II.            PRAMUKA DI PANDANG DARI SEGI SOSIOLOGI
A.    Pramuka Sebagi Kelompok Sosial
Pramuka adalah kelompok sosial yang terbentuk karena antar anggotanya memiliki kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan kepramukaan. Gerakan pramuka merupakan contoh dari sebuah organisasi dan kelompok sosial yang berskala besar yakni sampai tingkat dunia internasional. Hai ini terbukti dengan adanya lebih dari 38 juta anggota pramuka dari 217 negara dan teritori salaho satunya di Indonesia. Karena cakupan wilayah anggota kelompok pramuka yang begitu luas, sehingga masing-masing anggota dalam kelompok pramuka ini kurang saling mengenal satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan kelompok pramuka dilihat dari hubungan sosialnya termasuk kelompok sekunder.
Namun mereka memiliki kesadaran akan keanggotaan yang sama. Hal ini menimbulkan adanya in-group dalam pramuka. In-group ini berarti anggota dalam kelompok pramuka memiliki identitas tersendiri yang membedakan dengan anggota kelompok lain. Sebagai contoh: dalam pramuka pakaian atau seragam yang dipakai biasanya berwarana cokelat dan memakai atribut-atribut tertentu yang membedakan dengan kelompok lain. Selain dari segi pakaian, pramuka berbeda dari kelompok lain karena di dalam kepramukaan, setiap anggotanya diajarkan berbagai aspek terpuji dalam kehidupanbermasyarakat dan bernegara sesuai apa yang tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka. In-group inilah yang menjadikan setiap anggota pramuka menjadi solid meskipun antar anggotanya saling berjauhan
Sedangkan berdasarkan klasifikasi kelompok sosial menurut Ferdinand Tonnies pramuka  merupakan  kelompok geseslschaft karena kehidupan kelompok bersifat semu dan tempat tnggal anggota nya saling terpisah satu sama lain meskipun kehidupannya tetap dipersatukan dengan kelompok tersebut.
B.     Struktur dalam Kepramukaan
Untuk menjalankan misi gerakan pramuka Indonesia maka disusun suatu struktur organisasi kepramukaan dari tingkat nasional sampai dengan gugus depan sebagai ujung tombak organisasi gerakan pramuka Indonesia. Dalam Gerkan Pramuka Struktur organisasi dari Nasional adalah sebagai berikut :
Ø  Tingkat nasional
Mabinas ( Majelis Pembimbing Nasional) yang diketuai oleh Presiden RI
Kwarnas ( kwartir Nasional) masa bakti 5 tahun
Dewan Kerja Nasional (DKN) dengan masa bakti 5 tahun

Ø  Tingkat Daerah (Provinsi)
Mabida (Majelis Pembimbing Daerah) yang di ketuai oleh Gubernur yang menjabat saat itu.
Kwarda ( Kwartir Daerah) dengan masa jabatan 5 tahun
Dewan Kerja Daerah ( DKD ) dengan masa jabatan 5 tahun

Ø  Tingkat Cabang (Kabupaten/ Kota Madya)
Mabicab (majelis pembimbing cabang) yang diktuai oleh walkota atau bupati.
Kwarcab (Kwartir cabang) dengan masa jabatan 5 tahun
Dewan Kerja cabang (DKC) dengan masa jabatan 5 tahun

Ø  Tingkat kecamatan ( ranting)
Mabiran ( majelis Pembimbung Ranting) yang di ketuai oleh Camat
Kwaran ( Kwartir Ranting ) masa bakti 3 tahun
DKR (Dewan Kerja Ranting) masa bakti 3 tahun

Ø  Gugus Depan (Tingkat Sekolah )
Mabigus( majelis pembimbing gugus depan) yang di ketuai oleh Kepala Sekolah
DKA (Dewan Kerja Ambalan)

Secara gambaranya adalah sebagai berikut:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtiIYCgR5FR8_Gg6MOkjnre7dmYmh0fmJPqKtTAqspAoqiOPP5S_h51ypdAdO4V_KGnxu6W1QIWg3bUY1d8Ua8qpWmgots9O4q5AX1LWTPInqUGOK_4qXSzGQ65uq7m5zGGGsDbhrf_lo/s1600/struktur+org.jpg
Berdasarkan  struktur pramuka diatas dapat di ketahui bahwa struktur kepramukaan dilihat dari sifatnya adalah struktur sosial formal. Hal ini karena keberadaan struktur pramuka yang diakui dan dibentuk oleh pihak yang berwenang yakni pemerintah baik dari tingkat pusat sampai tingkat daerah dan wilayah.
Dan jika dilihat dari identitas keanggotaanya, pramuka merpakan struktur sosial heterogen. Hal ini karena keanggotaanya mencakup seluruh indonesia bahkan dunia yang kesemuanya itu memiliki kebragaman suku, ras, agama, kebudayaan, dan lain-lain.
Dalam struktur organisasi kepramukaan diatas dibentuk berdasarkan luas lingkup wewenang. Dimulai dari tingkat nasional yang dipimpin oleh presiden dan seterusnya ke bawah sampai tingkat gugus depan atau sekolah.
            Untuk tingkat yang paling rendah yaitu di gugus depan, para anggota kelompok masih saling mengenal satusama lain. Namun jika di kelas yang lebih tinggi seperti tingkat cabang(kabupaten)sampai terus keatas para anggota relatif tidak saling mengenal. Hal ini terjadi karena jangkauan dan jarak lokasi yang terlalu jauh. Tetapi dengan diadakanya berbabagai macam kegiatan seperti jambore para anggota dapat bertemu dan saling berinteraksi langsung.
C.    Manfaat Pramuka dari Segi Sosial
            Di dalam kegiatan kepramukaan di tanamkan berbagai nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Hal ini tercermin dalam Dasa Dharma Pramuka yang menjadi landasan dan tujuan dari gerakan pramuka. Adapun isi dari Dasa Dharma Pramuka yaitu:
1.      Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3.      Patriot yang sopan dan kesatria
4.      Patuh dan suka bermusyawarah
5.      Rela menolong dan tabah
6.      Rajin, terampil dan gembira
7.      Hemat, cermat dan bersahaja
8.      Disiplin berani dan setia
9.      Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10.  Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
Selain mengajarkan sepuluh sila di atas, pramuka juga sebagai sarana mengajarkan pendidikan karakter yang pada akhir-akhir ini menjadi topik pembicaraan hangat dilingkungan pendidikan. Berbagai aktifitas yang menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari cara Gerakan Pramuka untuk membentuk karakter dari individu. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan  luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah sangat relevan dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma , sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka pendidikan karakter dibentuk.  
Berikut ini nlai-nilai pendidikan karakter: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikasi, cinta damai gemar membaca, peduli lingkngan,peduli sosial dan tanggung jawab.
Gerakan pramuka mengawali dengan usia peserta didik 7 tahun hingga 25 tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan Pramuka Siaga (7-10 ), Pramuka Penggalang (11-15 ), Pramuka Penegak (16-20 ), dan Pramuka Pandega (21-25 ). Pembagian golongan ini berdasarkan perkembangan dan karakteristik baik fisik maupun psikis.
Jika seluruh anggota pramuka memahami itu semua, insyaallah mereka akan menjadi manusia yang tangguh dan bermanfaat bagi dirinya, bangsa dan negara.


                         III.            KESIMPULAN
Gerakan pramuka adalah salah satu contoh kelompok sosial yang berskala besar. Dan jika  dilihat dari hubungan sosial antar anggotanya pramuka merupakan kelompok sekunder. Pramuka juga merupakan kelompok in-group karena memiliki ciri tersendiri dibanding kelompok lain. Selain itu jika dilihat dari klasifikasi kelompok sosial menurut Ferdinand Tonnies pramuka adalah kelompok geseslchaft.
Jika dipandang dari segi struktur organisasi nya, pramuka termasuk kedalam struktur sosial formal dan para anggotanya bersifat heterogen.


DAFTAR RUJUKAN
http://www.pramuka.or.id/id/organisasi/dataorg.htm
http://makassar.tribunnews.com/2011/11/11/pendidikan-karakter-melalui-kepramukaan
http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=300&Itemid=51#.UHee6mN_ZJE


1 komentar:

  1. Mohon ijin kak
    Bagi kakak-kakak yang mencari aneka buku materi Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega
    silahkan mampir ke blog https://bukumateripramuka.blogspot.co.id/

    Semoga bermanfaat

    BalasHapus